PENDIDIKAN KEMANUSIAAN: Sebuah Perjuangan Soetan Sjahrir (Bagian III) - Catatan Lepas Sang Murid

Rabu, 20 November 2013

PENDIDIKAN KEMANUSIAAN: Sebuah Perjuangan Soetan Sjahrir (Bagian III)

Soetan Sjahrir
3. Pengaruh Peradaban-peradaban Besar
Setelah memetakan pokok-pokok pemikiran Sjahrir, kini akan diperlihatkan sejauh mana pokok-pokok pemikiran Sjahrir tersebut dipengaruhi oleh peradaban-peradaban besar yakni, India, Islam dan Cina. Adapun peradaban Barat sengaja tidak dipaparkan lagi pada bagian ini karena dianggap telah ditampilkan melalui pembahasan tentang pokok-pokok pemikiran Sjahrir.
Dalam pemaparannya, Lombard menyebut proses indianisasi kebudayaan nusantara sebagai “mutasi pertama” kebudayaan nusantara. Proses indianisasi dominan terjadi di Pulau Jawa dan Bali. Menurut Lombard yang menarik adalah bahwa meskipun proses modernisasi telah berlangsung, mutasi ini berbekas dalam lingkungan dan mentalitas orang sampai hari ini, di mana konsep-konsep kuno tentang kekuasaan (yang hierarkis) itu bertahan sampai sekarang. Hal ini dimungkinkan oleh suatu pendidikan yang telah menyebarluaskan norma keseimbangan dan kesepakatan, serta menjaga agar semua orang meresapinya.
Pendidikan pada titik ini berusaha menanamkan sifat-sifat kebajikan seperti rendah hati dan sabar, yang memungkinkan orang menemukan tempatnya di dalam hirarki, lalu bertahan dalam posisi itu dengan memainkan perannya sebaik mungkin. Di sini, Sjahrir menangkap arti penting dari suatu pendidikan yang mampu membangun dan mempengaruhi mentalitas orang. Hal inilah yang kemudian sedikit banyak menjelaskan mengapa Sjahrir begitu getol menekankan pendidikan. Bahkan, Sjahrir tak tanggung-tanggung memberi prioritas pada pendidikan kemanusian bagi rakyat sehingga mereka dapat menyadari masalah-masalah yang mereka hadapi. Bagi Sjahrir, pendidikan adalah alat penyadaran yang sangat efektif.
Lombard menegaskan bahwa stimulus Islam dan Cina yang kurang diakui perannya oleh orang Barat, sebenarnya telah menimbulkan konsep kunci tentang individu dan persamaan antar manusia sebelum kedatangan Barat. Penerapan konsep-konsep kunci tersebut ditengarai Lombard sebagai awal munculnya peradaban modern di nusantara. Penerapan gagasan-gagasan tersebut berperan besar dalam munculnya masyarakat perkotaan baru, di mana terjadi pemerataan dalam hubungan antarmanusia dengan bentuk-bentuk independensi yang baru, yang menggantikan hubungan hirarkis yang tradisional.
Pemikiran Sjahrir tentang universalisme humanis menempatkan persamaan derajat antar individu sebagai suatu prinsip yang sangat mendasar. Pemikiran itu sejalan dengan konsep individu dalam Islam yang menekankan keadilan dan (akal) budi. Konsep keadilan menekankan kesederajatan antar individu dan pembagian kekayaan yang tidak terlalu timpang. Untuk sampai pada hal ini, setiap individu mesti memiliki budi yang arif, yakni kebijaksanaan. Pendidikan kemanusian yang diusung oleh Sjahrir adalah suatu upaya untuk menumbuhkan kembali kesadaran bahwa setiap individu memiliki derajat yang sama. Kesadaran ini penting untuk membebaskan individu dari setiap penindasan dan perlakuan tidak adil yang dialaminya.

Penutup
a.        Relevansi di Masa Sekarang: Pendidikan Politik
Salah satu pokok keprihatinan Sjahrir adalah kurangnya pendidikan politik bagi kaum muda pada zamannya. Keprihatinan inilah yang mendorong ia untuk kemudian bersama Hatta mengemudikan PNI-Pendidikan sebagai organisasi pencetak para kader pergerakan demi kepentingan bangsa. Mereka aktif menulis tentang pentingnya pendidikan, bahkan menerbitkan jurnal “Daulat Ra’jat” yang memiliki misi pendidikan rakyat. Inilah yang selanjutnya membawa pengaruh besar bagi pergerakan kaum muda.
Keprihatinan Sjahrir tentang pengkaderisasian kaum muda yang minim selama masa penjajahan kiranya masih relevan dewasa ini. Dalam kenyataan, ada begitu banyak partai politik di negara ini. Namun dari sekian banyak partai itu, berapakah partai yang menyebut diri sebagai partai kader dan serta-merta menyatakan kesediaan pada komitmen pengkaderan. Jawaban yang kita dapatkan mungkin tidak akan memuaskan karena partai politik yang yang mengusung misi pengkaderan memang sangat minim.
Kita akan menjadi semakin prihatin jika kita lanjut pada pertanyaan, “Dari sedikit partai yang berkomitmen pada pengkaderan, berapa dari mereka yang sungguh-sungguh mengusahakan agar kader mereka menempatkan loyalitas kepada kepentingan negara di atas kepentingan partai dan kelompok?” Pertanyaan ini penting mengingat peranan partai politik dalam usaha menjaga integrasi nasional. Pada satu sisi, partai politik bisa meningkatkan integrasi nasional, jika loyalitas yang ditanamkan dalam partai tertuju kepada negara. Sedangkan pada sisi yang lain, partai politik dapat menjadi penyebab munculnya disintegrasi bangsa apabila terlalu menekankan loyalitas kepada partai.
Dapat dikatakan, kelalaian dalam usaha pengkaderan kaum muda yang terjadi sejak zaman penjajahan dalam cara tertentu masih dilanjutkan dewasa ini. Alhasil, jiwa dan mentalitas para pemuda tidak dibentuk dengan baik sehingga rentan terhadap hasutan-hasutan yang tidak bertanggung jawab. Mereka gampang dimobilisasi oleh jargon politik yang kelihatan indah dari luar, namun sebenarnya tidak memiliki visi dan misi yang jelas. Mereka gampang mendewa-dewakan pemimpin yang karismatis dan mudah tunduk kepada mereka.
Jika kita mau menimba inspirasi dari Sjahrir yang lebih suka “turun ke jalan” dan mengkader orang-orang muda bangsa, maka sudah layaklah kegiatan pengkaderan mendapat porsi lebih dalam kebijakan partai di Indonesia. Lebih jauh, pengkaderan yang diusahakan mestinya pengkaderan yang menempatkan loyalitas kepada negara di atas kepentingan partai dan kelompok. Dengan cara itu, rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan baik atas nasib dan masa depan bagi mereka sendiri, maupun bagi bangsa secara keseluruhan.
Singkat kata, pada zaman modern ini, pengkaderan segenap masyarakat terutama kaum muda untuk berpartisipasi dalam usaha membebaskan diri dari kemelaratan, tekanan dan penghisapan, serta ketidakadilan semakin mendesak. Tanggapan akan kemendesakan ini merupakan jawaban dan tidak lanjut dari tujuan pendidikan (politik) yang dicita-citakan oleh Sjahrir ketika memperjuangkan kebebasan rakyat Indonesia dari segala bentuk tindakan feodalis, imperialis, dan fasis.

b.        Tanggapan Kritis
Pengkajian atas sejarah dan pemikiran Soetan Sjarir, memberikan kesan mendalam bahwa Soetan Sjahrir adalah pahlawan dan politisi Indonesia yang patut diteladani. Seluruh proses perjuangan yang dilakukan oleh Sjahrir bagi kemerdekaan Indonesia bisa dikatakan keluar dari pribadi yang tenang, logis, kritis serta berpikiran dingin. Demikian juga usahanya untuk mensejahterakan rakyat Indonesia, terutama kaum muda, memperlihatkan bahwa ia memiliki kepedulian lebih besar kepada bangsa Indonesia daripada usaha untuk mensejahterakan dirinya sendiri.
Sjahrir mewariskan kepada kita makna penting dan positif dalam kehidupan berbangsa, yakni dalam hal kemanusian, kebebasan dan keadilan yang termuat di dalam Pancasila. Ketiga hal ini juga turut berkontribusi besar bagi pembangunan bangsa dan negara Indonesia.
Akhirnya, Sjahrir pun patut dicontoh bukan hanya terkait dengan kepribadiannya yang dikatakan memiliki daya kemampuan tinggi, tetapi terutama pada bagaimana ia—dengan tingkat intelektual dan moralnya—mampu mengesampingkan keinginan menjadi pemimpin, dan lebih memberikan banyak waktu dan tenaga untuk membela saudara-saudarinya yang mencita-citakan suatu perikehidupan yang baik dalam suatu negara yang merdeka dan berdaulat.

Silahkan gunakan tombol jejaring sosial di atas untuk berbagi artikel dalam blog Sang Murid ini


author

Profil Penulis

Halo, saya adalah Pastor Dhaniel Whisnu, CICM dari Tangerang, provinsi Banten. Terima kasih karena Anda telah berkunjung ke blog ini. Oya, jangan lupa daftarkan email Anda di kotak Berlangganan pada menu samping untuk mendapatkan info tentang artikel-artikel terbaru dari saya. Sampai jumpa lagi :)

0 komentar:

Posting Komentar

Peraturan Berkomentar:
- Berkomentarlah secara relevan sesuai artikel di atas
- Untuk berkomentar, gunakanlah OpenID/Name URL/Google+
- Sampaikan komentar dengan bahasa yang jelas dan sopan
- Tidak diizinkan untuk menulis komentar link hidup/aktif, promosi (iklan), SPAM, porno dan OOT (Out Of Topic)