(Renungan Harian, Senin 2 September 2013 - Peringatan wajib Para Malaikat Pelindung)
Bacaan I: Kel 23:20-23a
"Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Aku sediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya, sebab nama-Ku ada di dalam dia. Tetapi jika engkau sungguh-sungguh mendengarkan perkataannya, dan melakukan segala yang Kufirmankan, maka Aku akan memusuhi musuhmu, dan melawan lawanmu. Sebab malaikat-Ku akan berjalan di depanmu.
Bacaan Injil: Mat 8:1-5,10
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.
Renungan
Jika mendengar kata malaikat, apa yang langsung terlintas di dalam benak kita masing-masing? Mungkin kita membayangkan sesosok wanita cantik atau pria tampan berjubah putih dengan sepasang sayap di punggungnya. Kita mungkin juga berpikir bahwa mereka adalah utusan Allah untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, misalnya malaikat Gabriel yang mendapat tugas untuk menyampaikan kabar gembira kepada Bunda Maria, bahwa ia akan mengandung Yesus. Contoh lainnya adalah malaikat Mikael yang merupakan panglima bala tentara Allah dalam melawan kuasa kegelapan.
Namun akhir-akhir ini saya juga melihat bahwa kata “malaikat” semakin kabur maknanya, khususnya di kalangan kita sebagai anak-anak muda. Kita dengan mudahnya menggunakan kata ini “malaikat” atau dalam versi bahasa Inggris “angel” dalam percakapan dan kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, dalam lagu “Malaikat juga tahu, aku yang jadi juaranya.” Lalu sebagai joke atau lelucon, kita mengejek teman kita, “Iya sih dia memang seperti malaikat… tapi malaikat pencabut nyawa.” Ada juga contoh lainnya, seorang cowok berhasil membantu kekasihnya melakukan suatu hal penting, maka si cewek pun memberikan pujian, “Makasih ya, kamu memang benar-benar malaikat pelindungku.” Sedangkan dalam kesempatan yang lain, seorang cowok mengungkapkan perasaan cintanya kepada kekasihnya dengan mengatakan, “You are an angel in my heart forever.” Dan si cewek merespons, “Ahh, so sweet!” Kalau tidak percaya, silahkan lihat di Facebook atau Twitter, kita akan menemukan kata-kata semacam ini bertebaran di mana-mana.
Ok, apapun motivasi kita menggunakan kata ini, entah supaya lebih puitis atau sok romantis, tapi yang jelas sebagai umat Kristiani kita wajib mengetahui apa yang Gereja ajarkan tentang para malaikat. Gereja Katolik mengimani bahwa para malaikat sungguh-sungguh ada. Mereka adalah ciptaan Allah sama seperti kita. Namun mereka tidak memiliki tubuh jasmani, melainkan hanya roh sehingga mereka tidak dapat mati. Mereka juga senantiasa berada di surga bersama dengan Allah. Dalam hal ini, adalah benar bahwasanya para malaikat diciptakan Allah untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, sebagaimana telah dikatakan tadi. Dengan pemahaman seperti itu, kita pun dapat melihat peranan dari para malaikat pelindung yang kita peringati pada hari ini.
Jika kita merenungkan kedua bacaan kitab suci tadi dengan seksama, maka kita akan menemukan bahwa Allah telah mengutus bagi kita masing-masing seorang malaikat pelindung yang bertugas untuk menjaga dan menghantar kita kepada Allah. Tidak peduli, besar atau kecil, tua atau muda, laki-laki atau perempuan, yang jelas setiap orang punya malaikat pelindungnya masing-masing. Lalu muncul pertanyaan, mengapa Allah sampai berbuat demikian kepada kita, umat manusia ini? Karena di mata Allah pencipta kita, kita semua ini spesial. Kita begitu berharga di mata Allah, sehingga ia tidak segan-segan mengutus malaikat pelindung bagi kita masing-masing. Allah tahu bahwa kita ini lemah terhadap godaan dan tanpa bantuan-Nya, kita tidak akan mampu bertahan. Oleh sebab itu, para malaikat pelindung merupakan bagian dari Penyelenggaraan Ilahi yang memastikan bahwa di tengah kebingungan, kita dapat menemukan terang dan jalan keluar; di tengah bahaya, kita dapat mengalami keselamatan; di tengah segala kesedihan dan duka cita, kita tidak sendirian; dan ketika tiba akhir hidup kita, Penyelenggaraan Ilahi inilah yang memastikan bahwa kita berada di jalur yang benar menuju surga, kembali kepada Allah.
Saya sendiri teringat akan pelajaran sekolah minggu yang saya ikuti ketika masih anak-anak. Waktu itu guru kami mengatakan bahwa hati kita selalu berada di bawah pengaruh setan dan malaikat pelindung. Dan ketika kita menghadapi dilemma akan suatu hal atau keputusan, entah baik atau buruk, itu berarti setan dan malaikat sedang berkelahi dalam hati kita. Jika kita memilih yang jahat, itu berarti setan yang menang. Jika kita memilih yang baik, itu berarti malaikat yang menang. Entah benar atau tidak penjelasan dari guru kami tadi, tapi yang jelas Gereja mengimani bahwa malaikat selalu mengarahkan kita untuk memilih hal-hal yang baik, benar dan sesuai kehendak Allah. Lalu jika demikian kenyataannya, maka begitu besarlah tanggung jawab dan peran dari malaikat pelindung kita. Namun sayangnya kita sering mengecewakan dengan memilih apa yang semata-mata menjadi kemauan kita sendiri. Bahkan kita pun melupakan dan mengabaikan malaikat pelindung kita dalam hidup kita sehari-hari dan terutama di dalam doa-doa kita.
Lalu inspirasi apa yang bisa kita timba dari peringatan para malaikat pelindung ini? Saya melihat ada 3 poin.
Pertama, kita perlu meneladani apa yang telah dilakukan oleh malaikat pelindung kita masing-masing, yakni dengan menjadikan kita malaikat pelindung bagi sesama kita, entah itu bagi keluarga, sanak saudara atau teman-teman kita. Kita bisa mulai dengan melakukan hal-hal yang sederhana, misalnya dengan hadir bagi mereka yang sedang punya masalah; mendengarkan curhat mereka; mengajak mereka yang kini mulai malas kumpul-kumpul untuk mulai aktif kembali, dsb. Dengan sikap saling menjaga semacam ini, maka kata-kata pujian “malaikat” atau “angel” tidak lagi bermakna semu, melainkan punya arti yang sungguh nyata dan mendalam.
Poin yang kedua, sebagaimana yang tadi telah saya katakan bahwa kita selalu berada di dalam Penyelenggaraan ilahi. Di sini saya pun merefleksikan bahwa Gereja sebagai suatu persekutuan umat beriman bisa bertahan sejauh ini, sampai pada usia yang ke sekian, juga karena penyelenggaraan ilahi itu. Di sini yang maksud bukan hanya Gereja sebagai suatu organisasi religius, tetapi terutama sebagai suatu yang lebih dalam, yaitu kebersamaan hidup di antara para anggota umat Allah. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kelak, setahun, dua tahun atau sekian tahun lagi. Tapi saya sendiri yakin dan percaya bahwa jika kita semua para anggota Gereja mampu menjadi malaikat pelindung bagi satu sama lain, maka Gereja akan menjadi layaknya obor penerang di tengah kegelapan dan kekacauan dunia.
Poin yang terakhir, kita telah melihat begitu besarnya peran malaikat pelindung dalam hidup kita masing-masing. Hanya karena kita tidak dapat melihat mereka, maka kita sering kali mengecewakan atau melupakan mereka dengan melakukan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Allah. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini saya mengajak kita semua, untuk sekurang-kurangnya pada hari ini, kita mengingat dan berterima kasih kepada malaikat pelindung kita masing-masing atas jasa serta pelayanan mereka selama ini. Dan alangkah baiknya jika pada hari-hari yang akan datang, kita pun selalu memohon perlindungan mereka dengan mendoakan doa sederhana ini:
Malaikat Allah, Engkau yang diserahi oleh kemurahan Tuhan untuk melindungi aku, terangilah, lindungilah, bimbinglah dan hantarlah aku ke hidup yang kekal. Amin.
Semoga Allah yang mahakuasa selalu memberkati kita semua. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar
Peraturan Berkomentar:
- Berkomentarlah secara relevan sesuai artikel di atas
- Untuk berkomentar, gunakanlah OpenID/Name URL/Google+
- Sampaikan komentar dengan bahasa yang jelas dan sopan
- Tidak diizinkan untuk menulis komentar link hidup/aktif, promosi (iklan), SPAM, porno dan OOT (Out Of Topic)